Kegiatan Haul Kasepuhan Bogor ini bukan sekadar ajang spiritual warga Bogor, tetapi momentum penting merawat ingatan kolektif terhadap sejarah dan budaya lokal yang perlahan mulai terlupakan.
Haul Kasepuhan Bogor tahun ini dipusatkan di dua titik utama.
Pertama, ziarah akbar ke kompleks makam Dalem Sholawat di kawasan Empang pada sore hari.
Kedua, pergelaran budaya bernapas keagamaan yang akan digelar di Alun-Alun Kota Bogor pada malam harinya.
Kegiatan di alun-alun pada haul kasepuhan Bogor ke 153 diawali dengan lantunan ayat suci Alquran lagu Indonesia Raya dan juga lagu Mars Nahdlatul Wathan yang diikuti ribuan hadirin mereka tidak bergeming meski diguyur hujan berulang kali.
Ribuan masa yang hadir di lokasi tersebut diguyur hujan untuk berapa kali tapi mereka tetap tidak meninggalkan lokasi haul kasepuhan Bogor di alun-alun kota Bogor Minggu tanggal 13 Juli 2025.
Ketua Panitia penyelenggara
Kegiatan Kesepuhan Bogor. Budi Mulyana mengatakan Haul Kasepuhan 153 bukan hanya bentuk penghormatan terhadap tokoh leluhur.
"Kami ingin menyatukan kembali nilai-nilai warisan kasepuhan yang memadukan agama, budaya, dan kekuasaan dalam satu tarikan napas" ujarnya.
Budi menambahkan, haul ini bukan sekadar ritual keaga maan, tapi juga momentum untuk mengenang dan meneladani peran besar para kasepuhan yang menjadi jembatan antara agama, budaya, dan kekuasaan.
Ia menjelaskan, sejarah kasepuhan Bogor bermula dari sosok Raden Arya Wiradinata, seorang tokoh dari Cianjur.
Raden Arya yang pertama kali membuka dan membentuk wilayah yang kala itu dikenal sebagai Kampung Baru, cikal bakal Bogor Raya.
Raden Arya datang dari Cianjur dan membentuk beberapa distrik yang menjadi awal mula Bogor. Waktu itu, wilayah ini masih disebut Kampung Baru.
Dari Raden Arya Wiradinata, estafet kepemimpinan turun kepada putranya, Raden Tumenggung Wiradireja. dst..
Share This :
0 komentar