Halal Bihalal Di Isi Dengan:
Diskusi Kebangsaan. PERTOBATAN
oleh PIN MERATIH dan GPdPI.
*30 April 2025*
Kapel Maranatha.
Jl. Bukit Cinere no 66.Cinere.
Depok, mediainovasinews.com
Penjelasan awal
PIN MERATIH ( PERKUMPULAN INSAN MERAJUT MERAH PUTIH) Merupakan Ormas lintas agama, yg melanjutkan Gerakan Merajut Kebangsaan.
Yg senantiasa menjunjung tinggi serta mengamalkan Pancasila dan berpegang teguh pada kepada Bhineka Tunggal Ika.
GPdPI( Gerakan Pertobatan dan Pemulihan)
Adalah ormas Kristiani yg berlandas kan ajaran dan nilai Kristiani.
Senantiasa menjadikan Pancasila dan Bhineka Tunggal dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Menyerukan pertobatan secara total dan menyeluruh agar dapat menerima pemulihan.
Latar Belakang diadakan acara Halal Bihalal dengan Diskusi Kebangsaan.
Bulan Ramadhan sudah lewat, Idul Fitri yg penuh kemenangan juga sudah lewat disaat kita semua saling berbagi ampunan.
Sementara umat Kristiani juga sudah melewati masa puasa Prapaska dan Paskah kebangkitan Kristus yg penuh sukacita.
Kita bersyukur hidup dinegara Pancasila ini.
Indonesia tanah air kita yang Indah, Zambrut Khatulistiwa.
Masyarakatnya dikenal sangat ramah dan relegius sekali.
Pewaris Kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit yang dikenal sangat kuat dari pertahanan dan keamanan. Maupun ekonomi juga,
kehidupan yang penuh toleransi antar umat beragama.
Kini menjadi
Negara "gemah ripah loh jinawi" ( sangat makmur sekali)
Negara yang berdaulat dan berdasarkan PANCASILA.
Tentu ini sangat baik, jika sudah terjadi keadilan bagi seluruh rakyat.
Ironisnya sampai dengan kini angka kemiskinan masih tinggi.
Bahkan rata rata IQ ada yang mengatakan hanya 78( itu sama dengan Simpanze).
Kehidupan berbangsa dan bernegara kita semakin hari, nampak semakin jauh dari kata baik.
Kehidupan masyarakat yang saling menghujat khususnya didunia maya.
Ini juga terjadi di jalananan sedikit saja tersenggol terjadi kemarahan, bahkan sampai berbaku tembak.
Ironisnya lagi entah sengaja atau tidak Oknum TNI begitu mudah melepas tembakan mengakibatkan pemilik rental mobil tewas, juga ada lagi di Lampung, menewaskan 3 orang anggota POLRI.
Demikian mudah orang menghabiskan nyawa orang lain.
Sementara seorang anak tega membunuh ibu kandungnya karena hanya minta dibelikan sepeda motor.
Sisi lain seorang Istri dan selingkuhannya tega membunuh suaminya yg sah.
Ini juga terjadi bukan hanya pendirian rumah Ibadat, bahkan hanya doa rosario dirumah saja dilarang.
Padahal jenis doa ini pasti pelan, tidak juga pakai toa atau saound dan band.
Sementara begitu rendah moralitas jika kita membaca seorang Oknum pengasuh Ponpes menjinahi para santriwatinya.
Dan ada juga seorang umat karena ditegor Pastornya minum2an keras. Sang Pastor langsung dibunuhnya.
Di tempat lain seorang Oknum Guru wanita mengajak jinah muridnya yang masih remaja.
Begitu relegiusnya bangsa kita sangat dikenal, tetapi nyatanya masyarakatnya sudah sangat rusak moralnya.
Dan kehilangan budi pekerti serta seolah tidak faham ajaran luhur agamanya.
Pada sisi pemerintahan sudah ada pameo lama, jika kehilangan kambing, lapor Polisi, maka jadi kehilangan sapi.
Artinya begitu rendah dimata masyarakat nilai seorang Polisi.
Apakah hanya Polisi?
Ternyata tidak hampir semua penegak hukum juga.
Kita semua mendengar adanya mafia peradilan.
Tanpa uang jangan berharap kita bisa menang berperkara, maka yg terjadi ORANG YG BERPERKARA yg menang jadi arang dan yang kalah jadi debu.
Korupsi seolah sudah menjadi "budaya" atau dibudayakan berjemaah.
Belum lama masalah Timah yang nilainya fantastis, muncul Pertamina dengan nilai yg lebih fantastis lagi.
Dan kabarnya akan menyusul PLN yg tidak kalah nilainya.
Begitu banyak pada periode laku kepala daerah pakai rompi orenya KPK.
Dan yg tidak kalah banyak juga anggota DPR baik yg pusat, propinsi dan daerah juga ikut pakai rompi oranye.
Sesungguhnya korupsi inilah yg membuat tidak akan terjadi rakyat yg hidup adil dan makmur.
Begitu indahnya ajaran 6 Agama resmi yang sudah diajarkan.
Ditambah beberapa aliran kepercayaan yang juga mengajarkan kebaikan.
Negara besar yang penduduk dikenal sangat religius, nyatanya sudah masuk dalam tahap kritis penyakitnya.
Apakah kita ikut didalamnya?
Mungkin ya, mungkin tidak.
Mungkin tidak secara langsung, tetapi ikut menikmatinya, bisa jadi ikut menanggung dosa.
Maka ada lembaga pendidikan yang berbasis agama, setelah tahu sumbangan seorang oknum yang ditangkap KPK karena korupsi ketika menjadi menteri dan Sekjen Partai, sumbangan tersebut dikembalikan.
Ini hanya puncak gunung es, sesungguhnya mungkin masih banyak sekali.
Dan sesungguhnya kita mengetahui tetapi diam saja termasuk kita dalam kedosaan juga.
Ada pesan moral sebenarnya" Jamane jaman edan, sing ora ngedan ora komanan"( jamannya jaman gila, yg nggak ikut gila tidak kebagian)
Tapi saya bisa lanjutkan" Sakbegja begjaning wong lali, isih begja sing eling lan waspada"( seberapa bahagia orang lupa diri, masih akan bahagia orang yang *ingat dan waspada*)
" Lan tansah manembah mring Gusti Sing Akarya Jagad"( Dan senantiasa bersujud kepada Tuhan Pencipta Alam Raya)
Akan bangsa dan negara kita bisa bangkit dan kembali berjalan dengan arah yg benar menuju Indonesia Emas.
Barangkali bisa, jika dimulai dengan pertobatan pribadi dan seluruh elemen bangsa.
Mungkin sekali dalam suatu saat yg indah untuk saling mengampuni.
Menjadi awal pertobatan.
Sehingga "Pertobatan" ini menjadi suatu gerakan nasional.
Nah pada hari ini kita semua saling saling bertobat dan juga saling mengampuni
Tujuan:
a. Sesuai agama dan keyakinan masing masing untuk bertobat.
b. Menyerukan kepada semua anak bangsa untuk segera menuju jalan kebaikan dan meninggalkan kejahatan apa saja.
c. Mengusulkan hari Pertobatan Nasional, agar mengurangi kejahatan yg bersifat personal maupun yg dijalankan secara berjemaah.
d. Agar bangsa dan negara tidak ada lagi korupsi atau minimal berkurang.
Juga masyarakat semakin relegius tidak hanya kewajiban beragama yang nampak, namun sungguh takut akan TUHAN YME.
PESERTA.*
Umat beragama dari 6 agama serta tokoh2nya.
Dalam tausiah hikmah lebaran KH AHKMAD SOLEKHAN . M.Si.
Banyak menjelaskan arti hala bihal, bahkan menegaskan sekarang acara halal bihalal sudah menjadi budaya bangsa kita.
Saling memaafkan juga secara lintas agama.
Bapak Supian Suri, Walikota Depok. Berhalangan hadir saking banyaknya acara.Diwakili oleh Staf Ahli Bidang Politik, Hukum dan Kemasyarakatan.
Bapak Wijayanto, API, M.Si.
Pemerintah sangat mendukung gagasan halal bihalal yg diisi dengan DISKUSI KEBANGSAAN, yg diselenggarakan oleh PIN MERATIH DAN GPdPI.
Saat itu juga an walikota membuka diskusi dg resmi.
Paparan para narsum.
a. Islam :
Prof Dr Made Saiyku, M.Pdi.( wakil rektor IV, Universitas PTIQ)
Dengan luar biasa menjelaskan bagaimana Islam memandang indah kebersamaan dalam wujud kemanusian yg datang dari suatu Perintah yg Ilahi.
b. Kristen :
Ibu Dr. E. Handayani Tyas,SH,M.Pd, M.Th.(Dosen Universitas Kristen Indonesia)
Menyoroti Pertobatan yg utama bangsa kita, khusus tentang korupsi yg sudah sangat merusak sendi bangsa dan kehidupan.
Seruan pertobatan perlu dijadikan gaung nasional.
c. Katolik :
Bp Yohanes Handoyo Budhi Sejati.SH.( Ketum Formas, Ketum Vox Point Indonesia)
Mengatakan mirinya keadaan saat ini, program yg baik dari Pemerintah selalu, dilapangan tidak berjalan dengan baik.
Dari sisi agama Katolik, tentu diingatkan umat katolik harus mau kembali akrab dengan Sakramen Rekonsiliasi( Sakramen Tobat) agar hubu gan antara manusia dipulihkan.
Secara nasional memang saatnya Pertobatan harus diserukan.
d. Budha :
Bp.Sonny Kastara Dhaniswara, BSISE
(Bachelor of Science in Industrial and Systems Engineering)
Pengusaha &owner bank digital Saebo.
Menjelaskan bagaimana cinta itu, mampu menjadi titik balik pertobatan, dengan kesaksian pribadi beliau yang sangat dramatis, tentang cintanya, mampu menjadikan beliau bertobat total.
Penanggap:
a. Hindu :
Bp I Nyoman Budastra, SH. ( Pengacara,Anggota FKUB Depok) Berhalangan hadir karena suatu tugas di Pengadilan.
b. Khong hu cu: Bapak Peter Lesmana. ( Sekjen Makin)
Setuju dan mendukung Pertobatan Nasional menjadi sarana bersama.
c. Islam:
Bapak Ir. R Widaryanto( Tokoh Muslim Pin Meratih)
Bahwa pertobatan Nasional akan menjadikan kita kembali kepada hakekat Pancasila yg sejati.
d. Kristen:
Bapak Dr. Sunarto, M.Hum.( Dosen UKI)
Mengkritisi bahwa korupsi itu bukan budaya, tetapi perilaku manusia yg serakah, walau memang sering juga berjemaah.
Korupsi bukan satu2nya penyakit,namun saat ini memang menjadi utama, khususnya perilaku keserakahan, khusus yg punya kuasa dan wewenang.
"Milik gendong lali"( ingin memiliki yg bukan haknya, sehingga lupa diri) ini yg sering menjadi korupsi terjadi.
Moderator :
JB Djoko Suhono, S.Pd, MM. Yg memang sudah biasa mengatur dengan baik suatu diskusi kebangsaan.
Menggarisbawahi bahwa kita semua, akan melakukan sesuatu yaitu,
Dengan suatu seruan bersama yaitu pertobatan Nasional. Yg dituangkan dalam kesepakatan bersama.
Dan terus dilakukan gerakan gerakan yg berkesinabungan.
Langsung ditandatangani semua fihak kesepakatan bersama tersebut.
Acara berlangsung cukup meriah.
Mulai jam 14.00 sdo 17.00.
Di Kapel Maranatha, Cinere.
DS - Niko
Share This :
0 komentar